Selasa, 12 Mei 2009

SAJAK SEONGGOK JAGUNG



WS Rendra

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan.
Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar ………..
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja


Tetapi ini :

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata :
“ Di sini aku merasa asing dan sepi !”


Minggu, 03 Mei 2009

Tersenyumlah....

Remaja Harapan Bangsa
Oleh: Rani maesarah


Remaja harapan bangsa adalah remaja yang berkualitas
Bukan remaja yang hanya mengandalkan kekayaan orang tua
Dan kita sebagai generasi bangsa harus sadar….
Bahwa di pundak kitalah letak kejayaan bangsa

Bulatkan tekat kita untuk menuju masa depan yang cerah, abadi
Measkipun bribu tantanng yang kita hadapi
Sebab…
Remaja yang ideal adalah remaja harapan bangsa
Remaja harapan bangsa tidak pernah lelah menghadapi beribu tantangan
Maju…maju dan maju terus untuk remaja harapan bangsa..



*ini salah satu puisi karya teater SARI (Senyum Anak Rumahzakat Indonesia) semula aku pesimis karena sepertinya tidak ada yang tertarik dengan teater tapi dengan adanya puisi ini, rasa pesimis itu menghilang berubah menjadi rasa optimis. Yah semangat....

Jumat, 01 Mei 2009

Looser!!!!!

Dan akhirnya aku memilih jalanku, mauku

Entahlah itu ego atau dya yang mau

Aku tak tahu itu.

Berat,

Namun akhirnya terucap:


Aku penat….